Thursday, September 1, 2011

Dengan Ketidak Sempurnaan, Kukenali Garis Kekerabatan Ayah

Dari aku kecil dulu, ayah dan ibuku selalu bercerita tentang ketidak sempurnaan yang diterima garis keluarga dari sisi ayah. Kakek (Alm.) ruas jari tangan dan kakinya tak bisa ditekuk, jadi kalau menulis hanya mengandalkan ibu jari dan ujung-ujung jari yang lain. Kebayangkan susahnya. Kucoba ilustrasikan dengan tanganku tanpa menekuk ruas jari bawah, mencoba mengangkat benda, ternyata gak gampang lho kalo gak biasa. Tapi kata ayah tulisan Alm Mbah Markum itu dulu bagus banget, latin, tegak bersambung, rapi, tak menyentuh garis pembatas atas-bawah, pas di tengah-tengan. Jago banget... Makanya dari dulu aku selalu kena marah kalau nulis melanggar garis pembatas, sekarang mah suka-suka saja yang penting masih kebaca hehehe...
Jadi ceritanya lebaran kemarin sepupuku dari ayah pada main ke rumah, ah.. tak berhenti-berhenti kuamati jari-jari mereka, lurus tanpa tikungan :) Aku sempat mengambil gambarnya diam-diam dari kejauhan (Maaf ya dik Yudha, aku gak minta izin dulu :)) Tapi berhubung suasana malam hari, resolusi kamera hp juga gak mendukung jadilah gambarnya seadanya, maaf agak blur dan pecah. Dari enam bersaudara, hanya ayahku saja yang 20  jarinya sempurna dengan ruas-ruasnya. Adik-adik ayah semua ada yang tak berruas ya walaupun mungkin cuma 1-2 jari atau seluruhnya. Dari itu, semua sepupuku juga mendapat warisan tak berruas jari itu. Hanya aku dan saudara-saudaraku, anak-anak dari ayah yang Alhamdulillah sempurna. Ayah selalu panik tiap kali lahir putra/i-nya, tak pernak luput men-cek jari-jari kami. Dan paling panik ketika sampai SD jari kelingking kakiku 'keliatan' tak berruas. Ditekuk-tekuknya jari kelingking kakiku untuk memastikan. Ah dasarnya aku dulu gendut banget pas kecil sampai-sampai kelingking kaki nampak bulat gitu. Alhamdulillah ternyata kelamaan ruasnya mulai terlihat seiring berkurangnya berat badanku hehehe...

Dulu, nenek pernah bercerita. Pulang dari pasar, nenek naik becak. Wallahualam beli apa di pasar, ane masih piyik kayaknya :) Singkat cerita pas mau ngebayar, nenek ngeliat tangan si abang tukang becak, lho kok sama kayak tangan kakek ya gak ada ruas jarinya. Akhirnya ngobrolah nenek sama abang tukang becak, usut punya usut ternyata si abang becak teh masih sodaraan sama kakek, ntah dari garis silsilah sebelah mana panjang ceritanya :) Dari situ bisa deh dikenali dan dilacak garis saudara dari ayah. Alhamdulillah ternyata ada manfaatnya ya ketidaksempurnaan ini, bisa jadi kartu keluarga seumur hidup, jadi bisa terhindar dari menikah dengan saudara sendiri :)

No comments:

Post a Comment