Alhamdulillah.. Berjumpa lagi dengan Ramadhan kali ini. Semalam hampir saja tak berniat puasa, ternyata sudah clear, jadilah petang buta mandi menggigil demi untuk menyambut Ramadhan :) Sahur dengan semangkuk mi goreng yang dikuahi agar tak seret. Ditemani segayung air bening heheh... Akhirnya shaum.
Terasa beda skali dengan suasana Ramadhan ketika masih kanak-kanak dulu. Hari ini terasa biasa saja, bisa jadi karena aku memang sudah terbiasa tak makan siang :) Tapi gak juga..
Untuk kesekian kalinya aku melewati Ramadhan tak bersama keluarga. Selalu saja sendirian. Padahal teman sebayaku sudah menyambut Ramadhan ini dengan pasangan baru mereka, pendamping hidup, calon bayi, dan bahkan bayi-bayi mungil sudah meramaikan suasana sahur mereka. Facebook hari perdana ini sepi, aku hanya memantau dari pojokan, diam tak bersuara. Sebagian besar adalah status para calon ibu yang mengantisipasi pengaruh shaum terhadap jabang bayi dalam kandungannya, sebagian lagi heboh memikirkan cara tetap shaum sembari meng-ASI, sebagian lagi berstatus tidak shaum karena kena palang merah, sebagian lagi statusnya adalah kelaparan.
Untuk kesekian kalinya aku melewati Ramadhan tak bersama keluarga. Selalu saja sendirian. Padahal teman sebayaku sudah menyambut Ramadhan ini dengan pasangan baru mereka, pendamping hidup, calon bayi, dan bahkan bayi-bayi mungil sudah meramaikan suasana sahur mereka. Facebook hari perdana ini sepi, aku hanya memantau dari pojokan, diam tak bersuara. Sebagian besar adalah status para calon ibu yang mengantisipasi pengaruh shaum terhadap jabang bayi dalam kandungannya, sebagian lagi heboh memikirkan cara tetap shaum sembari meng-ASI, sebagian lagi berstatus tidak shaum karena kena palang merah, sebagian lagi statusnya adalah kelaparan.
Dan aku tetap diam, memantau dari kejauhan. Sayup-sayup sepi, menghirup debu kamar yang riuh karena baru selesai kululuh lantakkan kekacauan di kamar kosku siang ini, kamar 10 kebun bibit 75B/58. Rasanya aku takkan lama lagi di sini. Aku harus pindah, karena 2jam perjalanan itu cukup signifikan jika diubah dari mengukur jalanan menjadi membaca buku fisika yang harus kusuapkan pada adik-adikku di Mutiara Bunda dan Sangga Buana. Bismillah...
No comments:
Post a Comment